Ibu Rumah Tangga

Benarkah Ibu Rumah Tangga Itu Pengangguran?? ...
Berikut tanya jawab antara seorang suami (S) dan Psikolog (P)...

P : Apakah pekerjaan Pak bandy?
S : Saya bekerja sebagai Akuntan di sebuah Bank.
P : Isteri Bapak ?
S : Dia tidak bekerja. Hanya ibu rumah tangga saja.
P : Tiap-tiap pagi siapa yang menyediakan sarapan?
S : Isteri saya menyediakan sebab dia tidak bekerja.
P : Jam berapa isteri bangun untuk sediakan sarapan ??
S : Jam 6 pagi dia bangun karena sebelum membuat sarapan dia beres-beres rumah dulu...
P : Anak-anak Pak bandy ke sekolah bagaimana??
S : Isteri saya yang mengantar sebab dia tidak bekerja.
P : Selepas mengantar anak-anak, apa yang selanjutnya isteri Bapak lakukan ?
S : Pergi ke pasar, kemudian kembali ke rumah untuk memasak dan membereskan jemuran. Isteri kan tak bekerja.
P : Petang hari selepas Pak bandy pulang ke rumah, apa yang Bapak lakukan?
S : Beristirahat, karena seharian saya capek bekerja.
P : Lalu apa yang istri bapak lakukan ?
S : Sediakan makanan, melayani anak, menyiapkan makan untuk saya dan membereskan sisa-sisa makanan dan bersih-bersih lalu lanjut menidurkan anak-anak.

Berdasarkan cerita di atas, anda rasa siapa yang lebih banyak bekerja??? Rutinitas seharian istri anda dimulai dari sebelum pagi sehingga lewat malam, itu juga dikatakan TIDAK BEKERJA??!! Ibu Rumah Tangga memang tidak memerlukan segulung ijazah, pangkat atau jabatan yang besar, tetapi peranan IBU RUMAH TANGGA sangatlah penting! Hargailah seorang isteri. Karena bagaimanapun pengorbanannya tidak terkira. Ini merupakan renungan untuk kita semua untuk senantiasa saling memahami dan menghargai peran masing-masing. Karena adanya rasa "SALING MENGHARGAI " maka semua akan bahagia. “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” [HR. An-Nasai no. 257]
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) dengan cara yang baik.” (An-Nisa: 19) Al-Hafidz Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat di atas,
menyatakan: “Yakni perindah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbagus perbuatan dan penampilan kalian sesuai kadar kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat hal yang sama.
Allah berfirman dalam hal ini: “Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)
Rasulullah sendiri telah bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku).” “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. Ahmad)
‘Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya’ karena para istri adalah makhluk Allah yang lemah sehingga sepantasnya menjadi tempat curahan kasih sayang.

No comments:

Post a Comment